NTTsatu.com – KUPANG – Gubernur NTT, Frans Lebu Raya mengatakan, dia bersama lima Gubernur lainnya bertemu Persiden Joko Widodo untuk membahas isu kekeringan yang tengah melanda enam provinsi itu.
Enam Gubernur itu selain dirinya selaku Gubernur NTT, lima lainnya yakni gubernur Jawa Timur, Jawa Tengah, NTB, Banten dan Jawa Barat.
“Kami baru saja menghadiri rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi pada Selasa (12/9) untuk membahas isu kekeringan yang terjadi di enam daerah ini,” katanya saat Pengukuhan Ketua TP PKK Provinsi dan Kabupaten/Kota se-NTT Peduli Lingkungan di Aula Utama El Tari, Kupang Rabu (13/9).
Gubernur Lebu Raya mengakui, sumber mata air di NTT semakin berkurang dan menyusut. Karena itu upaya rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan hidup mesti terus digalakan oleh semua pihak.
Dihadapan para Ketua PKK Kabupaten/Kota se provinsi NTT dan PKK Provinsi, Gubernur mengajak para penggerak PKK untuk menjadi penggerak dalam menjaga kebersihan lingkungan.
Upaya pelibatan Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteran Keluarga (TP PKK) dalam menjaga lingkungan hidup merupakan pilihan tepat. Salah satu dari sepuluh program PKK adalah melestarikan lingkungan hidup. Selain itu, organisasi ini juga memiliki struktur yang jelas sampai tingkat terendah yakni dasawisma.
“Kalau kekuatan PKK yang besar ini mampu diberdayakan, tentu akan sangat membantu upaya pelestarian lingkungan hidup. Ibu-ibu biasanya sangat telaten dan serius bila dipercayakan untuk menangani suatu hal. Mulailah dari lingkungan rumah tangga. Limbah dan sampah rumah tangga harus dikelola dan dipisahkan dengan baik agar menghindari dampak kerusakan lingkungan,” ungkap Lebu Raya.
Lebih lanjut Gubernur dua periode ini mengharapkan agar PKK melakukan upaya edukasi dan mendorong upaya pengadaan tempat sampah di lokasi-lokasi strategis. Upaya menjaga kebersihan lingkungan sangat erat kaitannya dengan upaya Pemerintah Provinsi NTT dalam mengembangkan Pariwisata.
“Pariwisata berhubungan erat dengan kebersihan, keteraturan dan kenyamanan. Wisatawan akan tertarik mengunjungi suatu obyek wisata bila kebersihan dan keasriannya dipelihara. Harus diingat juga bahwa sampah tidak hanya menjadi masalah tapi juga bisa menjadi suatu peluang ekonomi bila mampu diolah dengan baik. Sampah-sampah plastik dapat diolah menjadi hasil kerajinan tangan yang menarik,” tutup Lebu Raya.
NTT Provinsi Kedua di Indonesia
Kepala Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion (P3E) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Regio Bali dan Nusa Tenggara, Drs. Rijalluzaman dalam sambutannya mengungkapkan NTT merupakan Provinsi kedua setelah Bali dari 34 Provinsi di Indonesia yang telah melakukan upacara Pengukuhan TP PKK Peduli Lingkungan.
“Pengukuhan ini merupakan tindak lanjut dari Nota Kesepahaman (MoU) yang telah ditandatangani Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan Ketua TP PKK pada tahun 2014. Upaya ini merupakan salah satu langkah pelibatan masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Bekerjasama dengan Bappeda NTT, Dinas Lingkungan Hidup NTT dan Universitas Nusa Cendana Kupang, P3E Wilayah Bali Nusra juga sedang menyusun Dokumen Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Provinsi NTT,” jelas Rijal.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup NTT, Drs. Benyamin Lola, M.Pd dalam laporannya mengungkapkan kegiatan pengukuhan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan peran serta lembaga sosial dan masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan.
“Upaya ini diharapkan dapat menghasilkan kader-kader peduli lingkungan yang handal dan bertanggung jawab,” pungkas Benyamin Lola.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur NTT melantik Ibu Lusia Adinda Lebu Raya sebagai Ketua TP PKK Peduli Lingkungan Provinsi NTT. Selanjutnya, Ketua TP PKK Peduli Lingkungan mengukuhkan Ketua TP PKK Peduli Lingkungan Kabupaten/Kota se-NTT. (humas setda ntt)