Kamu Harus Memberi Mereka Makan.

0
592

Oleh : Rm Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu, 19 Juni 2022.
HARI RAYA TUBUH DAN DARAH KRISTUS*.

Bacaan. Kitab Kejadian 14: 18-20 dan 1 Kor 11: 23-26 dan Injil  Lk 9: 11-17.

Abram merasa berhutang ketika ia menang melawan Kedolaumer. Ia disambut Melkisedek raja Salem dan ia memberkati Abram. Oleh karena musuh Abram telah dikalahkan maka sebagai imbalannya, Abram memberikan seper sepuluh atau 10% dari hartanya.

Hari Raya Corpus Christi mengingatkan kita akan hakekat dari Ekaristi yang kita rayakan. Sebab Ekaristi menjadi pusat dan puncak hidup kita, di dalamnya kita bersatu dengan Tuhan Yesus. Beriman kepada Tuhan Yesus tidak saja ditopang ketika kita mendengar dan merenungkan firman-Nya tapi oleh sikap kerelaan Yesus yang menyerahkan diri. Tubuh-Nya disantap dan darah-Nya diminum oleh para pengikut-Nya. Tubuh dan darah-Nya sungguh menjadi makanan rohani untuk kehidupan kekal.

Ketika kita mendengar Sabda, menyantap tubuh dan darah Kristus akan memungkinkan kita tetap membangun relasi yang akrab dan mesra dengan DIA. Dengan itu kita sungguh yakin dan percaya bahwa ke mana saja kita pergi dan hidup, di situ kita berada dalam perlindungan dan naungan kasih Kristus. Ketika kita menjadi pribadi yang akrab dan mesra dengan Yesus, pada saat itu pula kita dimampukan untuk bersikap; berpikir dan bertindak seperti Tuhan Yesus. Kita akan didorong untuk menampilkan jati diri Yesus yang hidup dan meraja. Kita menjadi pribadi yang peduli kepada orang lain dalam hidup sebagaimana lukisan injil Lukas tadi.

Membayangkan situasi saat itu Yesus dikerumuni banyak orang, pasti para rasul panik. Keputusan Yesus memberi makan 5000 orang adalah suatu sikap yang berani. Soalnya tak ada dasar untuk berharap, lagi pula tak ada bahan makanan di situ. Mungkin ada uang tapi apalah artinya jika tak ada tempat makan di situ? Yesus seperti sedang berimajinasi, padahal para rasul katakan terus terang: *yang ada pada kami hanya ada 5 ketul roti dan dua ekor ikan*. Yesus ingin agar dalam situasi apapun, para murid tetap mengandalkan kuasa dan kebesaran Allah yang menyatakan hal-hal ajaib yang terjadi di luar kemampuan diri kita.

Atas pemahaman ini maka dalam ekaristi kita kenangkan pengurbanan diri Kristus di salib untuk banyak orang. IA memberikan tubuh dan darah-Nya bagi kita, makanan rohani bagi semua orang. Konsekuensinya bahwa kita dipanggil untuk meneladani Kristus yang memberikan diri-Nya bagi hidup dunia. Itu berarti harus ada nilai pengorbanan yang kita miliki saat menerima tubuh Tuhan setiap hari. Tak boleh kita lupakan kasih Tuhan yang paling agung ini.

Ada dua hal yang menjadi penghayatan iman kita. *Pertama*, Keberlanjutan hidup kita bergantung pada makanan dan pola hidup. Tak ada makanan maka kita lapar dan mati. Yesus adalah satu- satunya makanan yang memberikan hidup kekal. *Kedua* Saat terima tubuh dan darah Kristus dalam ekaristi harusnya juga perilaku kita pun berubah. Kita juga mampu menjadi manusia yang rela berkurban karena memahami suruhan Yesus, *Kamubharus memberi mereka makan*. Kamu harus berlaku menjadi pribadi yang murah hati, yang rela berbagi kepada sesama. Bagaimana pemahaman kita dan berapa prosen kah pengorbanan kita untuk Tuhan? Mari kita koreksi diri jika masih salah penghayatan iman kita.

Salam sehat di Hari Minggu, Hari Raya Corpus Christi buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga kita masing-masing dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹✝️🌹🎁🛍️🍇🍇🌽🎉🔥🔥🤝🤝🇮🇩🇮🇩

======

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?