Lantaran Kasih, Kristus Tuhan Taat Sampai Mati di Salib

0
416

Oleh: Rm. Ambros Ladjar, Pr

HARI JUMAD AGUNG, 29 Maret 2024*. Bacaan. Yesaya 52: 13 – 53: 12 dan Ibrani 4: 14 – 16, 5: 7-9 dan Injil  Yoh 18: 1 – 19: 42.

Di saat hidup sukses sering kali kita lupa dan membusungkan dada se akan-akan merasa diri hebat ternyata semuanya itu tak abadi di mata dunia. Sudah banyak kali terjadi peristiwa kematian yang tragis di se antero dunia tiap detik. Ada yang secara dadakan mengguncangkan dan menyisahkan trauma batin bagi keluarga. Bencana apapun melanda tak dapat dipungkuri. Hanya dalam hitungan detik semuanya selesai tanpa bekas. Dengan kata lain dapat kita katakan bahwa hidup adalah misteri.

Di saat berhadapan dengan kematian orang yang dikasihi maka ada duka yang dalam dan kegelisahan yang kuat. Situasi serupa memang tak bisa dielakkan. Kesadaran akan kepastian itu membawa manusia kepada kegelisahan eksistensial ketika semua kita masih berada di dunia. Apapun yang terjadi apakah derita atau kematian tetap menjadi suatu momok yang menakutkan. Sebab orang sudah terbiasa melihatnya sebagai sebuah kehancuran, malapetaka, nasib sial bahkan kutukan Tuhan.

Yesus membalikan cara pikir kita tersebut lewat ajaran dan karya nyata-Nya. Utamanya melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya. Dari kisah sengsara narasi Yohanes yang kita ikuti tadi, menunjukan bahwa Yesus sejatinya adalah sosok orang yang teguh dan berani. DIA menghadapi penderitaan dan kematian sebagai pilihan paling sulit. Kisah sengsara Tuhan tidak saja menggugat perasaan sentimentil kita dengan rasa iba, sedih dan sesal, tapi juga mengajak kita untuk belajar dari teladan ketaatan Yesus. Kita perlu memahami dan menghadapi derita dan kematian Yesus Kristus di Salib.

Yesus menunjukan kepada kita suatu keteguhan sikap iman yang kuat. DIA yakin bahwa Salib bukan akhir dari segalanya tapi jalan awal menuju kebangkitan. Yesus yakin bahwa Allah Bapa-Nya tak tega meninggalkan DIA biarpun semua orang tolak. Para sahabat dekat takut dan lari tercerai berai tinggalkan DIA, tapi dari situlah Yesus menghayati arti luhur Salib sebagai peristiwa kemuliaan. Di saat kita memperingati kematian Kristus, kita belajar kebenaran dari Sang Guru kita. Yesus dihukum bukan lantaran kelalaian serta tabiat bodoh-Nya, melainkan karena cinta-Nya kepada kita orang berdosa. Keunggulan Salib Kristus menguatkan dan mau menunjukan bahwa:

🫰 Penderitaan Kristus merupakan contoh totalitas ketaatan-Nya dalam karya keselamatan. Bagi kita penderitaan dan sengsara bukanlah bagian yang harus kita jauhkan dan hindari, melainkan tantangan yang harus kita hadapi dan mengatasi. Kita gugat identitas diri kita sendiri: bagaimana ketaatan dan pengorbanan diri kita sendiri dalam segala tugas pengabdian selama ini?

🫰 Kemuliaan, kejayaan hidup hanya dapat diraih melalui susah payah, lewat jalan penderitaan. Tak ada jalan yang mudah. Lewat kesulitan dan tantangan, jatuh bangun berulang kali barulah orang sukses. Injil mengibaratkan dengan biji gandum yang harus jatuh ke tanah dulu dan mati baru bisa menghasilkan banyak buah. Tak bisa orang harap gampang melainkan lewat kerja keras, kerja cerdas, kerja fokus dan kerja tuntas.

🫰 Salah dan dosa selalu mengakibatkan penderitaan. Walaupun penderitaan itu bukanlah hukuman atas dosa sejak manusia pertama Adam dan Hawa, melainkan panggilan untuk terlibat. Di saat itu manusia tak mampu, rasa diri kecil dan tak berarti bahkan ada yang sampai alami depresi, gangguan jiwa. Biarpun demikian tetapi dalam Tuhan orang sanggup memandang deritanya.

Penderitaan, sengsara dan kematian Yesus Kristus di Salib yang kita kenangkan hari ini mengajak kita agar belajar daripada-Nya. Kita mempersembahkan dan mengorbankan seluruh hidup demi keselamatan sesama, lingkungan alam dan dunia. Yesus justru menantang kita apakah kita berani berkorban dan menderita demi kebaikan orang lain? Kadang usaha dan perjuangan kita sangat radikal tapi sayang apabila cuma sebatas kepentingan keluarga, sahabat, rekan kerja. Sementara kepentingan dan hak hidup orang banyak kita abaikan. Inikah yang namanya korban derita, kita mencontohi Kristus Sang Guru kita?

*Salam Seroja, Sehat Rohani dan Jasmani* di Hari Jumad buat semuanya. Jikalau ADA, Bersyukurlah. Jika TIDAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGI LAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin🙏🙏🙏🌹🌹✝️🪷🪷🤝🤝🎁🛍️💰🍇🍇🇮🇩🇮🇩

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?