Mungkinkah Kader PDI Perjuangan Lembata Solid ?

0
605
Foto: Kemesraan Lembata Baru hanya berlangsung sebentar saja

INFORMASI yang beredar di Lembata beberapa hari terakhir ini membuat suhu politik di kabupaten satu pulau itu langsung memanas. Informasi itu adalah Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Pembaruan (DPP PDIP) telah mengeluarkan rekomendasi untuk Eliazer Yentji Sunur kembali bertarung merebut Kursi Bupati Lembata periode kedua.

Pada periode pertama yang akan berakhir 25 Agustus 2016 mendatang, Eliazer Yentji Sunur besama Viktor Mado Watun diusung partai ini menjadi calon bupati dan wakil Bupati Lembata. Paket yang dikenal dengan Lembata Baru itu memenangkan pertarungan dua putaran dan akhirnya memimpin Lembata sejak 25 Agustus 2011 lalu.

Kebersamaan dan keharmonisan dua pemimpin Lembata hasil Pilkada langsung 2011 lalu ini berjalan sebentar saja kemudian mereka “berpisah” dalam kebersamaan memimpin Lembata dengan niat menjadikan Lembata itu menjadi sebuah kabupaten yang aman, damai dan sejahtera.

Semua masyarakat Lembata baik yang ada di Lembata maupun di luar Lembata mengetahui secara pasti bahwa Yentji dan Viktor tidak lagi seiring sejalan dalam mewujudkan mimpi mereka yang selalu disampaikan di seluruh pelosok Lembata saat masa kampanye merebut simpati masyarakat.

Denyut nadi pembangunan di Lembata selama kepemimpinan Lembata Baru terus berdetak, namun kenyataan yang ada di tanah Lepan Batan hingga saat ini seperti apa adanya. Ada pembangunan di berbagai sektor namun jalannya sangat lamban. Kondisi faktual di Lembata itu akan disaksikan secara jelas bagi mereka yang selalu pulang kampung dan melihat dari dekat kondisi Lembata kemarin dan hari ini.

Terlepas dari itu, kini dunia perpolitikan di Lembata kembali memanas karena sebentar lagi akan dilangsungkan pemilihan kepala daerah baru periode 2017-2022 yang dijadwalkan akan dilaksanakan serentak bersama daerah lainnya di seluruh Indonesia pada tanggal 15 Pebruari 2017 mendatang.

Partai Politik sedang memeroses untuk mengusung siapa saja yang akan ikut bertarung dalam Pilkada tersebut. Hingga saat ini, baru satu paket yang dimunculkan yakni paket koalisi antara Partai Golkar dan Partai Demokrat yang final mengusung Lukas Witak dan Ferdinadus Leu. Ada juga paket independen yang kabarnya sudah dideklarasikan pekan lalu yakni paket Herman Yoseph Loli Wutun dan Alexander Making.

Kemudian beberapa hari belakangan ini terbetik kabar kalau DPP PDI Perjuangan  sudah mengeluarkan rekomendasi untuk Eliazer Yentji Sunur maju menjadi calon bupati Lembata. Jika benar ada rekomendasi seperti itu, berarti Kader dan pejuangan PDI Perjuangan NTT, Viktor Mado Watun tidak akan “mengendarai” kendaraan yang selama ini dibesarkannya dan ikut membesarkan dirinya sejak menjadi anggota DPRD NTT hingga menjadi wakil Bupati Lembata.

Sementara Parpol lainnya yang memiliki Kursi di DPRD Lembata seperti Gerindra, PKB dan sejumlah parpol lainnya terus berproses. Apakah, setelah terdepak dari PDIP, Viktor akan tetap maju melalui parpol lainnya, semenara Ketua DPC Gerindra,  Vian Burin juga ingin menggunakan sendiri partainya, dan juga Ahmad Bumi terus membangun komunikasi itu bisa mendapatkannya?

Kalkulasi politik menjadi semakin seru bahkan semakin membingungkan masyarakat Lembata. Namun prosesnya akan terus berjalan dan Parpol memiliki kewenangan sendiri untuk menetapkan figur mana yang paling tepat untuk maju bertarung.

 

Soliditas PDI Perjuangan

 

Sebulan lalu, Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan NTT, Frans Lebu Raya pernah menegaskan, kalau dia tetap akan berjuang  untuk kader kebanggaan PDI Perjuangan NTT, Viktor Mado Watun menjadi Bupati Lembata.

Ketegasan Frans Lebu Raya yang juga Gubernur NTT itu disampaikan kepada NTTsatu.com dalam sebuah wawancara di ruang kerjanya saat itu. Dia tetap konsisten berjuang untuk Viktor Mado Watun ketika terbersit kabar  bahwa DPP  PDIP akan mengusung Eliazer Yentji Sunur menjadi calon bupati Lembata  dari PDIP.

Frans saat itu mengatakan, jika benar PDIP akan mengusung Yentji maka dia akan minta ijin langsung kepada Ketua Umum DPP PDIP, ibu Megawati bahwa dia tidak ikut berjuang untuk kemenangan paket PDIP itu tetapi dia akan membangun dan memimpin sendiri tim besar, kuat dan solid untuk kemenangan Viktor Mado Watun kader murni PDIP.

Niat Lebu Raya itu bisa benar. Pasalnya beberapa pekan lalu sejumlah Ketua Partai Pollitik  tingkat Kaupaten Lembata dipertemukannya di Kupang. Pembicaraan mengarah pada kesepakatan bersama  untuk mengusung Viktor Mado Watun sebagai calon Bupati Lembata.

Sumber NTTsatu.com di Kupang belum lama ini menuturkan, Frans Lebu Raya telah bertemu dengan beberapa Ketua DPC Parpol di  Lembata untuk membicarakan rencana bersama mengusung Viktor Mado Watun. Parpol itu antara lain PKB, PAN dan PKPI.

Bahkan sumber lainnya di Lembata juga mengakui hal yang sama. Hanya saja, apakah rencana itu akan terwujud atau tidak nanti akan terungkap dalam waktu dekat ini.

Kemudian, jika sikap Ketua DPD PDIP NTT ini untuk tidak mendukung Yentji Sunur maka kader PDI Perjuangan Lembata akan tercerai berai, karena sebagian akan taat pada keputusan DPP sementara yang lain akan taat kepada Ketua DPD PDI Perjuangan NTT.

Lalu, apakah Megawati akan menyetujui niat Frans Lebu Raya untuk meminta ijin mendukung Viktor bukan Yentji ?. Megawati akan sangat sulit memberikan jawaban tegas kepada Frans Lebu Raya yang selama dikenalnya sebagai seorang kader yang benar-benar tangguh dan militant bahkan boleh dikatakan sebagai “anak emas”.

Bisa saja, Megawati akan berubah pikiran untuk sebaiknya memerikan pintu Partai yang dipimpinnya kepada Viktor Mado Watun. Rekomendasi itu bisa saja berubah. Dan itu sangat wajar dalam dunia politik dimana diakui bahwa keputusan politik itu isa berubah sangat-sangat cepat. Karena itu semuanya harus men menunggu keputusan final. (Bonne Pukan)

Komentar ANDA?