Sebab Allah Bukan Allah Orang Mati Melainkan Allah Orang Hidip

0
518

Oleh: Rm, Ambros Ladjar, Pr

Hari Minggu 32, 06 November 2022. Bacaan. 2 Makabe 7: 1-2, 9-14 dan 2Tes 2: 16 – 3: 5 dan Injilย  Lk 20: 27, 34-38.

Kaum Saduki adalah se kelompok elite orang Yahudi. Mereka adalah keturunan keluarga imam di Bait Allah yang berkolaborasi dengan penjajah Romawi. Tidak heran jika mereka dibenci oleh masyarakat luas. Lagi pula mereka tak mengakui adanya kebangkitan orang mati. Dari sebab itu ajaran tentang Inkarnasi, Yesus yang ke dunia, mati dan bangkit tak masuk di akal mereka. Mereka hanya fokus berjuang untuk hidup sekarang tanpa orientasi kepada hidup yang akan datang. Bilamana orang mati maka segalanya selesai, sebab tak ada kehidupan baru sesudahnya.

Dengan pikiran demikian maka ada beberapa orang yang datang kepada Yesus. Mereka mempertanyakan praktek perkawinan setelah kebangkitan orang mati. Titik pijak mereka berpangkal dari kasus pernikahan tanpa meninggalkan keturunan. Apakah ketika itu orang dapat diperbolehkan untuk kawin dan mengawinkan pada waktu kebangkitan? Yesus menegaskan bahwa setelah kebangkitan itu tak ada istilah kawin atau mengawinkan lagi. Karena orang tidak akan mati lagi melainkan hidup secara baru di hadirat Allah.

Setelah bangkit orang hidup serupa para malaikat. Karena Allah mereka bukanlah Allah orang mati melainkan Allah orang hidup. Semua orang yang hidup di hadapan Allah mengakui pewahyuan Diri Allah kepada Abraham, Izak dan Yakob. Dengan menyebut ketiga nama Bapa bangsa israel berarti Allah telah hidup dalam sejarah bangsa mereka. Persoalannya: apakah mereka memiliki hati dan nurani yang bersih atau tidak? Jikalau tidak maka pada saatnya juga mereka tak sampai kepada Bapa yang menjadi pemilik kehidupan.

Narasi Kitab kedua Makabe tadi melukiskan kebrutalan raja Seleukhus yang kejam menganiaya orang Yahudi. Selain itu dia juga profanasi kenisah Yerusalem dan menghelenisasi orang Yahudi yang mereka anggap sebagai tindakan kecemaran. Dari sebab itu muncul secara spontan semangat heroik, kemartiran dari kalangan orang Yahudi. Ketika dipaksa makan daging babi, mereka
Tegas katakan: lebih baik mati daripada melanggar hukum Allah. Karena ada keyakinan bahwa Allah akan mengaruniakan hidup kekal kepada mereka yang setia kepada-Nya.

Sebagai orang beriman, seharusnya kita juga syukur menikmati hidup ini sebagai anugerah Allah. Hidup punya orientasi yang terarah ke masa depan. Kehidupan di dunia baru itu ibarat sebuah pesta kawin. Sebab itu harus bijaksana mengantisipasinya jikalau orang ingin untuk berjumpa dengan Yesus Mempelainya. Yesus lukisan dalam injil lewat nasib kelima gadis yang bijak dan lima yang bodoh. Mereka yang siap siaga akan masuk ke dalam pesta, sebaliknya yang tak siap maka pintu segera ditutup bagi mereka. Banyak kali kita terobsesi dengan materi dan setaranya. Segala waktu dan tenaga habis terkuras. Apakah kita masih percaya akan kebangkitan kekal dan punya waktu untuk berbenah diri?

Salam *Seroja*, sehat rohani jasmani di Hari Minggu buat semuanya. *Tetap taat menjalankan Prokes*. Jika ADA, Bersyukurlah. Jika TAK ADA, BerDOALAH. Jikalau BELUM ada, BerUSAHALAH. Jikalau masih KURANG Ber- SABARLAH. Jika LEBIH maka BerBAGILAH. Jika CUKUP, berSUKACITALAH. Tuhan memberkati segala aktivitas hidup keluarga anda dengan kesehatan, keberuntungan, sukses dan sukacita yang melingkupi hidupmu… Amin๐Ÿ™๐Ÿ™๐Ÿ™๐ŸŒนโœ๏ธ๐ŸŒน๐ŸŽ๐Ÿ›๏ธ๐Ÿ‡๐Ÿ‡๐ŸŒฝ๐ŸŽ‰๐Ÿ”ฅ๐Ÿ”ฅ๐Ÿค๐Ÿค๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ

Pastor Paroki Katedral Kupang

Komentar ANDA?