DENPASAR. NTTsatu.com – Fenomena tiga teknologi yang sedang berkembang di dunia internet yakni Cloud Computing, Big Data, dan Internet of Things (IoT). Secara konsep, Internet of Things telah didengungkan sejak tahun 1999 oleh Kevin Ashton, dan pada tahun 2012, riset dan pengembangan IoT ini semakin berkembang.
Hal itu dikatakan Dedy Panji Agustino, S.Kom., MMSI, dosen STIKOM Bali, dalam acara launching produk mobile broadband XL di Aula STIKOM Bali, Selasa (18/10).
Panji Agustino menjelaskan, secara sederhana IoT adalah sebuah perangkat pintar yang dapat berkomunikasi dengan perangkat pintar lainnya sehingga makin memudahkan manusia dalam segala hal.
Mengutip data statistic, Panji menjenlaskan, saat ini, jumlah penduduk dunia sebanyak 7,2 miliar jiwa dengan memiliki jumlah perangkat (device) sebanyak 25 miliar buah.
“Pada tahun 2020, diprediksi jumlah penduduk dunia sebanyak 7,5 miliar jiwa dengan jumlah perangkat sebanyak 50 miliar buah. Atau pada tahun 2020 setiap orang memiliki 7 buah perangkat,” terang Panji Agustino.
Hingga saat ini, ada empat sektor yang sering digunakan sebagai objek dalam riset-riset IoT saat ini, yakni industrial automotion, smart health, smart home, dan smart city.
Secara sederhana, cara kerja konsep IoT adalah melengkapi perangkat pintar tadi dengan “panca indra” layaknya manusia sehingga perangkat itu memiliki kemampuan berkomunikasi dengan perangkat lainnya secara otomatis, dan bahkan perangkat – perangkat tersebut dapat mengolah data yang diperoleh untuk kemudian didistribusikan menjadi sebuah informasi bagi perangkat pintar lainnya.
“Sebagai contoh, seseorang yang mengenakan gelang pintar yang sudah memiliki kemampuan sebagai perangkat IoT, kemudian tiba-tiba mengalami serangan jantung, secara otomatis gelang pintar akan memberikan informasi kepada rumah sakit, lalu mengirimkan ambulance untuk menjemput pasiennya sehingga pasien mendapat pertolongan medis di rumah sakit secara cepat dan nyawanya dapat tertolong,” Panji memberi contoh implementasi IoT dalam bidang smart health.
“Bukan tidak mungkin, bola lampu (bolam) maupun seluruh perangkat elektronik di sekitar kita akan mempunyai alamat IP tersendiri, sehingga dapat dikontrol dari jarak jauh dan saling berkomunikasi,” lanjut Panji memberi contoh smart home. (rsn)