Kesulitan Uang, PT Palapa Kupang Sentosa Mengaku Malu

0
660
Foto: Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Sikka Thomas Agustinus Lameng

NTTsatu.com – MAUMERE – Setelah angkat kaki tanpa pamit, Direktur PT Palapa Kupang Sentosa Piter Pitobi, Kamis (8/3), mendatangi lagi Kota Maumere. Piter Pitobi mengaku malu karena mengalami kesulitan uang, yang berdampak pada terbengkelainya pekerjaan proyek senilai Rp 29.040.000.000.

Piter Pitobi menyampaikan perasaannya tersebut pada saat pertemuan internal bersama Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Sikka Thomas Agustinus Lameng dan Pejabat Pembuat Komitmen Metsen, Kamis (8/3). Pertemuan berlangsung di ruang kerja Kepala Dinas PUPR dihadiri juga staf perusahaan yang menandatangani kontrak bernama Stefanus Tole, dan seorang manager proyek bernama Bimo.

Ungkapan perasaan Piter Pitobi ini disampaikan Thomas Agustinus Lameng ketika dihubungi wartawan di ruang kerjanya, Jumat (9/3). Kepala Dinas PUPR tersebut diklarifikasi terkait hasil pertemuan internal bersama pihak kontraktor pelaksana.

“Saya tanya kenapa kasih tinggal pekerjaan, ternyata mereka itu mengalami kesulitan uang. Dia bilang Pa Kadis saya malu sekali, apalagi keluar di koran sebut PT Palapa Kupang Sentosa, satu NTT nih tahu PT Palapa seperti apa,” demikian Thomas Agustinus Lameng mengutip keterangan Piter Pitobi.

Pertemuan internal awalnya dijadwalkan jam 10.00 Wita. Media ini sudah berupaya memantau jalannya pertemuan sekaligus mengonfirmasi kontraktor pelaksana. Namun sampai jam 11.00 Wita pertemuan belum juga digelar. Metsen yang ditemui kemarin menyampaikan pertemuan diundur siang hari, karena masih menunggu Piter Pitobi dari Kupang yang ingin menghadiri langsung pertemuan tersebut.

Thomas Agustinus Lameng menambahkan meski mengalami kesulitan uang, Piter Pitobi mengaku tidak terbelit utang kepada 8 subkontraktor yang terlibat pada proyek. Sebelum meninggalkan pekerjaan, rekanan sudah membayar lunas semua subkontraktor sesuai masing-masing item pekerjaan.

Pada Rabu (7/3), media ini sempat bertemu salah satu subkontraktor yang meminta namanya tidak ditulis. Dia mengatakan rekanan pernah mengumpulkan semua subkontraktor dan menyampaikan untuk tidak lagi melanjutkan pekerjaan. Sejak saat itu mereka pun tidak lagi melanjutkan pekerjaan. Menurut yang dia tahu, rekanan sudah membayar lunas semua item pekerjaan sesuai persentase fisik.

“Sebelum kami berhenti kerja, rekanan sudah bayar semua. Di item pekerjaan kami, kontraknya Rp 243 juta. Fisik yang kami kerja 65 persen, jadi dibayar sesuai realisasi fisik,” jelas subkontraktor ini.

Piter Pitobi selaku Direktur PT Palapa Kupang Sentosa pantas merasa malu karena harus mengalami kesulitan uang. Perusahaan ini dikenal bonafid karena memiliki kemampuan finansial. Di saat pekerjaan proyek Pembangunan Kantor Bupati Sikka tinggal beberapa persen saja, justeru PT Palapa Kupang Sentosa meninggalkan pekerjaan secara diam-diam.

Sampai sebelum proyek ini terbengkelai, rekanan telah menerima uang sebesar 73 persen dari pagu kontrak atau setara Rp 21.199.200.000. Masih ada sisa dana sebesar Rp 7.840.800.000. Sementara realisasi fisik, menurut Metsen berdasarkan laporan  manager proyek yakni sebesar 91 persen. Namun PPK akan melakukan perhitungan ulang untuk mengetahui realisasi fisik yang riil. (vic)

Komentar ANDA?