LEWOLEBA. NTTsatu.com – Program ketangguhan pulau (resilient Island) diluncurkan untik membangun kesepahaman dan penyamaan presepsi dengan berbagai pihak tentang program ketangguhan pulau dari tingkat kabupaten sampai desa dan sekolah-sekolah. Program ini juga untuk membangun komitmen bersama menyukseskan ketangguhan pulau.
Kegiatan launching program ketangguhan pulau (Resileient island) yang diselenggarakan Plan Indonesia Area Lembata bekerja sama dengan Yaysan Bina Sejahtera (YBS) bertempat di hotel Palm indah Lewoleba, Rabu, 20 Juli 2017.
Kegiatan ini menampilakan empat orang pemateri yakni Apol Mayan (Sekretaris Dinas PPO kabupaten Lembata) Maria Anastasia (sekretaris Badan Penaggulangan Bencana Daerah Kabupeten Lembata, Neli Making dari YBS dan Plan Area Lembata yang dipandu moderator Hengki Assan, Staf Advokasi Program plan Area Lembata.
Deputi Program Area Manager Plan Indonesia area Lembata Erlina Dangu dalam sambutan pembukaan mengatakan, Launching program ketangguhan pulau (resilient Island) ini bertujuan membangun kesepahaman dan penyamaan presepsi dengan berbagai stakeholders tentang program ketangguhan pulau dari tingkat kabupaten sampai pada desa dan sekolah-sekolah untuk membangun komitmen bersama menyukseskan ketangguhan pulau
Ia juga mengatakan, kegiatan ini berfokus pada upaya mengurangi resiko bencana dan iklim di wilayah pesisir pulau Flores dengan sasaran pada masyarakat dan sekolah-sekolah dengan menjadikan anak sebagai sasaran subyek. Program resillent island ini berdurasi waktu 18 bulan sejak bulan Mei 2016 hingga Oktober 2017.
Lebih lanjut kata Erlina, kerentanan terhadap berbagai bencana menyebabkan Lembata termasuk salah satu Kabupaten di NTT yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana, dasar inilah Plan International bekerjasama dengan kementerian Luar Negeri Jerman menginisiasi program ketangguhan pulau yang diimplementasikan di kabupaten Lembata dan kabupaten Nagekeo. (Humas TI Setda Lembata)