NTTsatu.com – KUPANG – Awal pembangunan (groundbreaking) Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) Kupang Peaker 40 MW (mega watt), di Dusun Panaf, Desa Nifuneo, Kecamatan Kupang Barat, Kabupaten Kupang, resmi dilakukan dan ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, di Nifuneo, Jumat (20/10).
Mendampingi Gubernur Frans Lebu Raya, meletakan batu pertama, General Manager PT PLN Persero wilayah NTT, Kristiyanto dan Wakil Bupati Kupang, Korinus Masneno.
Selain groundbreaking PLTMG Kupang Peaker yang pertama di NTT berkapasitas 40 MW juga terdapat dua PLTMG yang digroundbreaking Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melalui video conference dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), yaitu PLTMG di Sikka (Maumere) dengan kapasitas 40 MW dan PLTMG di Kabupaten Manggarai Barat (Labuan Bajo) kapasitas 20 MW. Jadi, dalam tahap awal pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT) melalui PLTMG di NTT terdapat di tiga lokasi tersebut.
Gubernur Frans Lebu Raya, mengapresiasi upaya dan kerja keras General Manager PT PLN wilayah NTT dan jajarannya dalam memenuhi kebutuhan listrik bagi masyarakat NTT. Listrik di NTT, kata Lebu Raya, sudah menjadi kebutuhan semua orang.
“Hanya saja bicara soal efisiensi pembangunan kelistrikan, jika dibandingkan antara NTT dan pulau Jawa, pasti beda. Kalau di NTT, bangun 10 tiang listrik diperuntukan bagi satu rumah. Tapi di pulau Jawa, bangun satu tiang listrik untuk 10 rumah. Ini perbedaannya,” jelas Gubernur mencontohkan.
Namun dengan ketersediaan listrik yang cukup, lanjut Gubernur, mesti mendorong usaha industri untuk masuk ke NTT. Harus mengajak pihak investor untuk berani berinvestasi di daerah ini. Dengan begitu, terdapat banyak manfaat bagi pemenuhan perekonomian masyarakat NTT.
“Kita harus dorong orang berinvestasi di NTT. Dan ini mesti ada kerelaan dari kita semua untuk menerima mereka membangun NTT. Industri yang masuk harus kita apresiasi juga. Misalnya, rencana pembangunan PT Semen Indonesia. Ini investasi. Dan kami ingin katakan kepada Pak Menteri ESDM, di NTT terdapat banyak potensi untuk membangkan EBT,” tutur Lebu Raya.
General Manager PT PLN Persero wilayah NTT, Kristiyanto, mengatakan, PLN dalam tahap awal membangun tiga proyek kelistrikan di tiga kabupaten itu dengan nilai investasi sebesar Rp 900 miliar. Ketiga kabupaten itu adalah Kabupaten Kupang di Desa Nifuneo 40 MW, Sikka 40 MW dan di Labuan Bajo (Manggarai Barat) dengan kapasitas 20 MW. Khusus PLTMG di Nifuneo, jangka waktu pelaksanaan pembangunannya selama 15 bulan dan diharapkan pada akhir tahun 2018 sudah dapat dimanfaatkan.
Saat ini, ucap Kristiyanto, untuk memenuhi kebutuhan listrik di NTT khususnya di seluruh daratan Timor, PLN akan bangun sebuah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di lokasi Nifuneo dengan kapasitas 2 x 50 MW. Berarti di lokasi Nifuneo, nantinya tersedia sebanyak 140 MW listrik.
“PLN Juga sementara melakukan pemilihan lokasi, lewat study kelayakan untuk pembangunan tiga proyek kelistrikan yang segera diluncurkan dalam tahun ini, yaitu di Wetabula, Rote Ndao dan di Kabupaten Lembata. Kami juga sementara melakukan study untuk mencari sumber gas untuk ditampung di Desa Nifuneo yang nantinya sebagai pusat utama dalam menyalurkan listrik se-daratan Timor, selain yang terdapat di Bolok,” paparnya.
Sebelum pelaksanaan peletakan batu pertama, diawali dengan video conference antara Gubernur Frans Lebu Raya dengan tiga Menteri terkait pelaksanaan pembangunan PLTMG. Ketiga Menteri itu masing-masing, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Sumarno dan Direktur Utama (Dirut) PT PLN Persero, Sofyan Basyir, langsung dari Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). (hms setda ntt/bp)